Metode "Multi-indera" Monkey Junior - melibatkan semua indera anak dalam pelajaran

Apa itu metode multi-indera?

Pertama-tama, orang tua perlu mengetahui, 3 cara utama bagi peserta didik untuk menerima informasi adalah visual (Visual), pendengaran (Auditory) dan belajar dengan gerakan (Kinestetika). Kita membaca cerita atau melihat gambar - itu adalah pembelajaran visual. Pendengaran akan digunakan ketika kita mendengarkan ceramah atau audio book. Cara belajar ketiga adalah dengan kinestetik - ketika kita menyentuh benda, bermain dengannya, atau menggambar, misalnya.

Bahkan, dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan banyak indera sekaligus untuk menyerap informasi daripada hanya menggunakan satu indera dalam satu waktu. Misalnya, ketika kita menonton film, kita menggunakan pendengaran dan penglihatan. Ketika kita menulis, gerakan dan penglihatan.

Memahami gerak dan perkembangan otak anak dalam proses belajar, Dr Robert Titzer (USA) telah memperkenalkan metode pembelajaran multi-indera. Studinya menunjukkan bahwa ketika anak-anak belajar dengan banyak indera pada saat yang sama, neuron akan lebih terhubung dan lebih tahan lama daripada ketika belajar dengan satu indera. Oleh karena itu, semakin banyak indera yang digunakan sekaligus untuk belajar, semakin tinggi dan jangka panjang kemampuan anak untuk menangkap dan menyimpan informasi. Misalnya, ketika anak inginkan boneka, yang terbaik adalah membiarkan anak anda melihat boneka itu, menyentuhnya, letakkan di telinga untuk mendengar suara yang berasal dari boneka, biarkan anak menciumnya atau bahkan memeluk bonekanya. Anak-anak cenderung menggunakan semua indra mereka untuk mendekati suatu objek untuk mengumpulkan informasi tentang objek itu dan merekamnya di berbagai area otak. Secara khusus, metode pembelajaran multi-indera akan sangat efektif ketika anak-anak belajar bahasa atau matematika.

Bagaimana cara Monkey Junior menerapkan cara ini dan manfaatnya?

Memahami manfaat besar dan jangka panjang dari metode ini, Monkey Junior telah memanfaatkan sepenuhnya kemampuan untuk menerapkannya sepenuhnya pada program pembelajarannya. Yang paling khas adalah pada bagian pembelajaran Multisensori.

Misalnya, ketika anak belajar tentang kata "frog" adalah katak: Pertama, anak akan mendengar pengucapan kata "frog" dan suara katak untuk merangsang pendengarannya. Pada saat yang sama, anak juga lihat gambar nyata katak dan kata "frog" - pada saat ini, penglihatan anak juga terbangun. Monkey Junior juga menonjol berkat fitur sentuhan interaktif, yang merangsang anak-anak untuk berinteraksi dengan gambar-gambar dalam program, sehingga meningkatkan minat belajar bagi anak dan dalam jangka panjang akan membantu mereka mengingat kata dengan arti dan gambar kata tersebut ke dalam area memori jangka panjang otaknya. Jadi dengan bagian pelajaran Multisensori, anak telah mempelajari kata "frog" melalui ketiga indera yaitu pendengaran, penglihatan, dan gerakan tangan. Berkat penerapan ketiga indera tersebut secara bersamaan, kata "frog" lebih erat terkait dan lebih padat di otak anak daripada ketika dia hanya melihat kata "frog" saja atau cuma mendengar pengucapan kata itu. Manfaat jangka panjang dari metode multi-indera adalah bahwa koneksi yang erat dan padat di otak akan memudahkan anak untuk mengambil kata "frog" untuk digunakan dalam kehidupan nyata ketika dia mendengar suara katak, atau dia melihat katak yang melompat, atau memikirkan katak ketika dia mendengar kata "frog".

Di sisi lain, manipulasi banyak indera ke dalam pelajaran membantu anak lebih aktif saat menerima informasi. Secara khusus, berkat fitur interaktif yang mendorong anak untuk bergerak, anak menjadi subjek untuk menemukan pelajaran, bukan hanya pasif mendengarkan ceramah dan menerima satu arah. Monkey berharap orang tua juga akan aktif menerapkan metode Multisensori ini setelah belajar di aplikasi, melalui permainan (hyperlink materi pembelajaran) yang dipandu Monkey di bagian Materi Pembelajaran. Semoga orang tua dan anak memiliki waktu yang bahagia dan produktif untuk belajar Monkey!